Nabi Muhammad idolaku
Beberapa muslim sangat mengidolakan Nabi Muhammad, namun pada prakteknya jauh dari yang di idolakan. Sebagai bukti, ketika ribut dengan poligami maka banyak pihak langsung berapresiasi kepada contoh yang dilakukan oleh Nabi Muhammad. Perhatikan betul esensi contoh tauladan yang dilakukan oleh n. Muhammad
* Tidak meninggalkan warisan berharga kecuali al-qur'an dan assunnah
* Tidak mendirikan monumen atas nama dirinya, lukisan dan bahkan makam beliau-pun tidak boleh diberi tanda
Hidup sederhana, jauh dari kesan bisnis adalah kunci kepemimpinan Nabi Muhammad. Hal yang berbeda dilakukan oleh rekan-rekan muslim yang hilang dari kesan hidup sederhana, ikut dalam bisnis, ingin dipuja bahkan seorang wakil DPR-pun berlindung dibawah sunah rosul ketika berpraktek poligami, namun rumahnya di-sini ada-disana ada dimana mana rumahku ada. Siapa yang saat ini mampu berbicara hidup sederhana ? dan bersusah susah dengan iklas untuk menegakkan kalimahNya ? tidak berebut jabatan, kekayaan, pangkat, nafsu ? Nabi Muhammad jelas sangat berbeda dengan pimpinan, tokoh saat ini beredar, kesederhaan beliau sangat teruji pada suatu riwayat hadist, ketika daging yang dimiliki oleh aisyah harus dibagikan untuk sedekah, maka aisyah berkata : bagaimana dengan kita ?. Rosul menjawab : Harta kita sebenarnya adalah yang diberikan kepada orang, bukan yang kita makan, Bahkan rosul-pun TIDAK memiliki simpanan, rumah mewah, namun beliau adalah PEMIMPIN. Adakah di negeri ini ?
Bisa jadi salah memandang bahwa jika PEMIMPIN kaya maka dia tidak korupsi atau saat dia sejahtera, maka ketika dia memimpin, dia tidak akan memikirkan untuk mencari kesejahteraan lagi. Salah memandang idola, maka yang terjadi hanya pengambilan poligami saja, sedangkan sifat utamanya malah ketinggalan, Salah memadang sholat, seakan Tuhan yang butuh manusia, maka berakibat pada kemalasan dalam melaksanakan sholat, salah memandang bencana yang terus terjadi, malah bencana itu akan abadi. Salah memandang menempatkan diri kita sebagai mahluk celaka yakni munafik. Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka . Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali . (an-nisa'142)
Dikutip dari milis bapak Dwi S
gile...artikelnya ... :P :P
ReplyDeleteastaugfirallah.....ojo sampe kayak gitu!
ReplyDeleteMpluk, andai semua orang sadar koyo kowe, sopo sing kudune mesti ditiru lan digugu (halah...)
ReplyDelete